Wednesday 6 April 2011

PARADOKS H-18



Paradoks? apa sih..? ini masih satu catatan perjalanan Parade Dongeng Anak Nusantara, tapi saya hanya mau membahas kata PARADOKS-nya saja dan kaitan dengan dongeng anak nusantara.

Baru saja saya membaca sebuah postingan menarik dari seorang teman: Erri Subakti, saya membacanya di thread Facebook, dan rupanya sudah banyak komen disitu.. aha! ini dia.. PARADOKS.. 


Satu lagi yang pernah saya baca, seorang teman memuat tulisan tentang Sangkuriang, dari judulnya saja sudah bisa ditebak lah isinya seperti apa (maaf kemarin saya cari2 link postingannya sudah hilang): "SANGKURIANG, Dongeng Legenda Yang Tidak Pantas Diceritakan Pada Anak-anak"

Saya sudah bilang, cerita/dongeng dan legenda Nusantara memang unik! hampir semua dongeng klasik Nusantara mengandung local wisdom, dan yang luar biasa adalah cara local wisdom itu disampaikan, dengan sebuah paradoks, pelintiran sudut pandang.. ini saya pikir sudah masuk ke area seni menggunakan pola pikir, wow.. rumit ya? that's why i love dongeng Nusantara! Ternyata orang-orang tua kita jaman dulu memang benar-benar bijak!


Contoh yang paling dekat, dari link teman Erri Subakti yang saya cantumkan di atas, dia menyoal dongeng legenda Malin Kundang dari sudut pandangnya, nah katakan sudut pandang dari satu orang ini sama dengan sepotong mozaik, bila ada seratus orang menyoal yang sama dengan sudut pandang berbeda, berarti akan ada 100 potongan mozaik, ini jadi seperti mainan puzzle.. seratus potong itu bila ditempel satu demi satu akan menghasilkan sebuah gambar.. wow! itulah.. PARADOKS he he he.. ini seni menggunakan pola pikir! 


Dengan kata lain orang tua kita di jaman dulu sudah mampu menciptakan sebuah permainan puzzle! dimana gambar puzzlenya merupakan sebuah gambar abstrak, yang bisa ditemukan hanya dengan mengakses alam pikiran, alam ide.. luar biasa bukan?!


Jadi sebenarnya dongeng Nusantara itu bukan ditujukan langsung kepada anak-anak.. tetapi lebih kepada sesiapa yang tertantang untuk mengasah otak! wow to the wow WOW!






*saya jadi kangen menikmati lukisan abstrak dari dunia spiritual yang kerap dibuat oleh guru saya... 


*Saya jadi teringat pepatah kuno dari orang Minang.. "Alam takambang Jadi  Guru" hmm... nanti saja ya saya lanjutkan