Tuesday 15 February 2011

Catatan Akhir Tahun: Pulang



Pagi dini hari, untuk pertama kalinya dalam 9 tahun, kuinjakkan kaki di tanah kelahiranku, mobil travel baru saja berlalu, ah! diam-diam kudoakan semoga Pak Sopir tidak terlalu kelelahan setelah selama kira-kira 10 jam tancap gas..ngebut..jalanan rusak bolong-bolong pun jadi sasaran ambisinya..sungguh mengerikan! Dan diam-diam kuucap syukur bisa mendaratkan kaki ku di tanah kelahiran dini hari ini, bisa saja nyawaku dan nyawa 7 penumpang lainnya jadi sasaran kemarahan aspal jalanan yang dilindas ban mobil travel itu.

Ini penghujung tahun, kotaku sunyi, dini hari tak kulihat aktivitas apapun dari penghuni sekitar jaalanan tempat ku berdiri termangu, peperangan dalam hati sudah dimulai entah sejak kapan, antara bertahan dengan ego, sumpah, dan sisa amarahku 9 tahun lalu, anehnya gerakan bawah sadarku..langkah ini menggiringku ke arah rumah...PULANG? 

Jalanan kecil ini sudah beraspal, namun tetap saja, rumah besar itu sangat mencolok, diantara kerumunan rumah-rumah kecil yang mulai kumuh, ada beberapa pohon besar yang sudah hilang, salah satunya pohon jambu bol kesayanganku dulu semasa kecil, pohon nangka yang sangat rajin berbuah, pohon jambu air yang buah dan ulatnya sama lebatnya, taman di halapan depan rumah yang ditumbuhi rumput hijau masih seperti dulu, gerombolan bunga, dan beragam tanaman obat masih ada di tiap sudut taman halaman rumah, ah! inikah perasaan rindu? jantungku berdetak sangat kencang, sampai-sampai kepalaku terasa sedikit pusing..air mata meleleh tanpa kuundang, tubuhku bergetar hebat, apalagi saat kuangkat satu tangan demi mengetuk pintu tua lebar yang catnya sudah melepuh diberbagai tempat..

Baru separuh salam terucap dari mulutku, tiba-tiba pintu terbuka lebar..dan..pemandangan yang begitu saja terpampang di mataku sungguh membuat jantungku yang sedang hebat berdetak, berhenti seketika! Semua hadir disitu, di ruang tamu yang besar, kuno dan kusam..kakak-kakak lelakiku beserta istri, adiku, kakak perempuanku, para keponakan, sampai yang masih dalam gendongan pun semua hadir di ruangan itu..Entah seperti apa raut wajahku saat ini, entah apa rasa yang hadir dalam gejolak hatiku..aku hanya mampu mengucap kat-kata tanpa arti.. "Ada apa?"..

Tanpa komando semua orang yang ada disitu maju ke arahku, menyerbuku dengan pelukan dan ciuman, aku gelagapan dibuatnya, setelah kericuhan kecil spontan sedikit mereda, begitu saja kujatuhkan tubuhku dalam pelukan lengan kekar kakak lelakiku, tangis kami pecah seketika, beribu kata berhamburan, dalam air mata, lama..lama sekali kami menumpahkan tangisan...sampai akhirnya dia, kakak lelakiku berucap kata.."kami semua menunggumu pulang..."

Kesadaranku belum sepenuhnya utuh, ketika kurasakan tarikan dan hentakan kecil di ujung bajuku, kulepas pelukan, sambil menghapus banjir di pipiku, sebuah suara yang sangat kukenal telah mengembalikan kesadaranku seutuhnya.."Neng, ini saya bawakan makanan kesukaan Neng, Galendo*.."  Kembali jantungku seperti berhenti berdetak.."Ceu Iyam...????" Ku ambil piring berisi galendo dan secangkir teh panas yang masih mengepulkan uap panas dari tangan perempuan renta itu, kuletakkan segera di meja kecil terdekat, kembali kuperhatikan dengan seksama, seraut wajah tua, kusam, dengan mata rabun sepenuhnya..kupeluk erat tubuh Ceu Iyam, pengasuhku yang setia..entah dia bicara apa suaranya bercampur tawa dan tangis, kata-katanya meluncur cepat  tak jelas dia sedang bicara apa, yang kutahu saat ini benar-benar aku pulang...YA! AKU PULANG....

Lamat-lamat kudengar suara adzan subuh dari masjid dekat rumah, masih kudengar celoteh banyak orang di ruangan ini, tapi di langit yang masih abu-abu, yang kuintip lewat kaca jendela kusam rumah tua ini..kulihat senyum ayah ibuku..Aku tahu, kalian disini bersama kami..apapun basa-basi yang terucap ramai dari mulut kami, perasaan kami cuma satu..cintamu ayah..cintamu ibu..kami rindu..

Galendo kugigit sedikit demi sedikit, kuresapi benar-benar rasa dan aromanya, teh panas kuhirup sedikit demi sedikit, sambil terus kusimak celoteh ramai di ruang tamu ini, basa-basi kadang terasa indah, senda gurau basi terasa amat indah, hatiku hangat, ya kini sepenuhnya aku percaya, aku pulang....

*Galendo: Makanan sajian masa kecilku, sejenis makanan yang terbuat dari sisa-sisa, kerak santan yang sedang diolah menjadi minyak kletik

Bandung, 27 Desember 2010
someone @somewhere, next it could be you, i bet you will :)