Monday 28 February 2011

Firasat Dalam Mimpi



Suara gemuruh yang berakhir dengan ledakan dahsyat itu mengguncang tubuhku, aku terbangun dalam kebisuan malam yang hening, rupanya hanya suara hujan dan petir yang memaksaku terjaga..


Pukul 02.02 tanggal 22 Bulan 01
Laptop masih menyala, rupanya aku terlalu letih dan tertidur karenanya, pekerjaan mengedit novel itu membuat aku bermimpi tak karuan, mengumpulkan hurup-hurup yang tercecer dan memasukkannya dalam sebuah mesin cuci, hmm.. mimpi yang aneh! 

Kubuka halaman demi halaman tempat biasanya kucari pengobat rindu.. rangkaian huruf yang kerap kau susun, cerita lucu.. sudah jadi candu untukku. Kali ini tidak! ada sesuatu yang ingin kusampaikan langsung, janji untuk tidak menghubungimu lagi harus aku langgar.. meskipun aku tak tahu apa yang terasa penting itu? apa yang harus kusampaikan itu? huh.. mungkin aku masih setengah tertidur, dan mungkin kau pun sedang terlelap disana, sepuluh kali deringan teleponku tak kau hiraukan.. ya sudah.. 


Kali ini anak kecil bercerita.. disela banyak permintaanya, yang sebenarnya tak pernah kupahami, tak pernah kugubris, hei.. ini hanya mimpi, aku tak mengenalmu, aku tak ingin anak kecil mendikteku, apalagi hanya dalam mimpi.. apa peduliku? Kutinggalkan ocehannya yang memang tak pernah kumengerti, tidak sepeti biasanya, setiap malam dia datang untuk menyampaikan ceritanya aku selalu berhasil mengusirnya, kali ini tidak! Baiklah..ini terakhir kalinya.. bicaralah nak.. entah siapa kamu, bicaralah.. tapi berjanjilah ini terkahir kalinya.. dan dia tersenyum manis, memulai seluruh ceritanya. Jangan pikir aku mengerti.. aku hanya memberi kesempatan padanya untuk terakhir kalinya mengganggu mimpiku. Selesai!


Pukul 02.02 Tanggal 22 Bulan 02..
Anak kecil itu mengguncang tubuhku, memaksaku untuk bangun dan beranjak dari tempat tidur, ah mau apa lagi sih? Kebiasaan burukku.. laptop masih menyala, dan kebiasaan yang masih belum bisa kuhentikan, kubuka halamanmu lagi, klik..klik.. Oh My God.. inikah yang kerap diceritakan anak kecil itu? Layar laptop-ku penuh dengan cumbu rayu, gulat nafsumu dengan perempuan entah siapa..


Entah tombol apa yang tadi tak sengaja ku klik.. kini layar laptop-ku menyajikan gambar yang sontak membuat aku mual.. muak.. aku terbirit lari ke kamar mandi, kumuntahkan segala isi perutku, termasuk semua rasa yang pernah kau titipkan padaku.. ya.. cinta, rindu, janji-janji.. ah palsu! semua kepalsuanmu kutumpahkan ke lubang toilet kamar mandi, sampah.. 


Sore ini hujan turun dengan derasnya, aku duduk berbincang dengan sahabat baikku, kuceritakan seluruh kejadian itu, sahabatku cuma tersenyum, maklum..
Lalu siapa gerangan? anak kecil berbaju putih dengan pita menghiasi rambut yang ikal? Entah lah.. kini aku merindukannya, sudah lama dia tak datang dalam mimpiku, dia hilang bersama mimpi dan anganku tentang janji manis yang pernah kau ucapkan. 


Bila esok dia datang, aku ingin memeluknya, mengajaknya menari dibawah hujan, berlari, berceloteh tentang apa saja, dan aku akan membiarkannya datang dalam mimpi mu.. akan kubiarkan dia berceloteh padamu, tentang malam dimana sepuluh kali dering teleponku tak kau hiraukan, tentang ketidak percayaanku pada apa yang disampaikannya, lalu akan kubiarkan dia mengajarkanmu arti dari sebuah kepercayaan. Seperti yang dia ajarkan padaku.