Wednesday 9 March 2011

Love Has No Gender


Menurut mereka, cinta itu universal, bukan milik seseorang, tidak berwarna, tidak bertuhan, tidak beragama, tidak bernegara, cinta.. ya cinta, tidak ada embel-embel. Love has no gender..

Ok, Love Has No gender
Apa yang terjadi jika cinta bersemi dalam satu komunitas.. ooppss.. maksudnya se-gender, aneh kah? Ya, itu aneh menurut pendapat umum, tapi tidak bagi pelakunya. Apakah ini semacam personality dissorder? split personality? Entah bagi orang lain, bagi saya biasa saja. Jujur.. saya pernah menanyakan hal ini pada seorang teman, "kenapa sih nggak kayak orang-orang normal aja? kenapa mencari cinta pada sesama jenis?" oya saya nyinyir ya? he he he.. itu karena pertanyaannya saya tujukan pada seorang karib, dia teman kuliah saya dulu, dan setelah berpisah sekian lama, kira-kira 20 thn, baru bertemu lagi. Keadaan dia masih tetap sama, penampilannya tidak berubah, seorang macho yang memiliki sinar mata lembut. Jawaban dia pun masih tetap sama.. hanya sebaris senyum, macho namun terasa lembut. Namun ada sedikit penjelasan yang akhirnya saya dapatkan, lewat note-note yang dia tulis, dan saya diperkenankan untuk membacanya. Ah kawan.. saya jadi menyesal sudah bertanya sepogah itu padamu.. maaf.. maafkan saya, kawan.. bukan maksud saya untuk mengorek masa silam mu yang kelam, hitam, menyakitkan, entah lah..


Rupanya sekian lama dia mencoba menjadi 'normal' seperti orang kebanyakan, berdandan seperti tuntutan umum terhadap satu gender, bertingkah layaknya tingkah yang diberlakukan untuk satu gender. Dia tidak bisa! Dia tidak bisa membohongi suara lantang hatinya, dia pernah ingin menghabisi nyawanya sendiri demi tuntutan norma 'normal', yang akhirnya menjadi polemik, dilema, pertentangan yang menyakitkan untuk bathinnya.


Ya.. saya lantas jadi tahu, satu trauma berkepanjangan telah menyumbang banyak andil dalam pembentukan mental psikologisnya, kendati trauma yang harus dialaminya milik masa lalu, namun dulu dia hanya bocah kecil yang mencoba bertahan, mencoba tidak mengusik alur harmoni kehidupan, dia hanya mencoba melindungi diri.. dia hanya anak kecil.. saya lihat, justru jiwanya tidak kerdil! Dia tidak lantas membalas dendam sakit hatinya, tidak menyakiti siapapun, justru dia mencoba melindungi sesamanya. Barangkali dia hanya ingin mencari kebenaran.. dia memiliki banyak cinta, dia hanya bertansformasi diri, lewat cinta dia bisa ungkapkan apa dan bagaimana kebenaran itu layaknya suatu yang benar.


Kawan.. saya setuju, berjuanglah sampai kau tak mampu lagi, kau jiwa yang merdeka, carilah cinta dengan kemerdekaanmu itu, saya tidak bisa menolong apapun, hanya satu doa dan harapan untukmu, maafkan masa lalumu.. Maafkan orang-orang yang telah mencaci, memaki, dan menganiaya hatimu, maafkan saya. Maafkan kami yang tidak memahami apa yang telah, sedang dan akan kau lalui. Satu hal, kau benar.. Love has no gender.. so keep fighting, buddy!


*dedicated for my best friend(s) Lesbian
*International Women's day March 8, 2011