Saturday 12 March 2011

Who The Hell Are You?


Beberapa film horor Amerika ada yang mengisahkan pertemanan seorang bocah dan berakhir dengan kejadian yang mengerikan, seperti pembunuhan, pengrusakan, pembakaran, dan yang menjadi pelaku kejahatan adalah seorang anak. Tentu saja seorang anak usia dibawah 10 tahun sangat tidak mungkin melakukan semua itu, usut punya usut.. ternyata pelakunya adalah 'teman khayalan' si anak.. aneh?

Awalnya saya merasa terganggu dengan cerita-cerita horor yang menempatkan anak kecil sebagai 'evil', dan mengutuk sejadi-jadinya, bagi saya anak kecil itu bebas dari pikiran horor, teror, dan segala kerusakan. Anak kecil selalu identik dengan kesucian, polos,lugu, dan jauh dari dosa. Dan pemikiran yang sudah terbentuk dalam benak saya tersebut cukup lama bertahan, sampai pada suatu hari seorang teman menceritakan kejadian nyata yang kerap terjadi di lingkungan keluarganya. Sejak hadir seorang anak (anak angkat) di keluarganya, banyak kejadian aneh yang menghebohkan, misal ban mobil tiba-tiba bocor, ketika diperiksa, banyak bekas sayatan cutter pada ban mobil itu. Lampu gantung kristal bergoyang dahsyat sampai akhirnya roboh, hancur, untung tak ada seorangpun anggota keluarga yang sedang duduk di bawahnya. Atau seringkali uang belanja hilang tak berbekas, belum lagi kasur, sprei, dan bantal yang isinya berhamburan keluar karena terkoyak benda tajam semacam gunting or pisau/cutter. Sampai suatu saat pelaku misterius ini tertangkap basah sedang melancarkan aksi pengrusakan.. yep.. si anggota keluarga baru yang usianya baru 4 tahun!! Kesetanan? Kesurupan? Kerasukan?


Sesuai saran orang-orang terdekat, orang tua angkat membawa si 'evil' untuk memeriksakan kondisinya, tempat yang pertama didatangi seorang kyai, dan si kyai berpendapat, si 'evil' tersebut memang kerasukan mahluk jahat, harus diobati melalui ritual khusus untuk mengusir mahluk jahat yang bersemayam dalam dirinya. Beberapa kali terapi itu dijalankan, tetap saja si anak melakukan hobinya melancarkan aksi pengrusakan, sampai pada akhirnya kelakuannya sudah benar-benar dibatas yang dapat ditoleransi, barulah orang tua angkat itu membawa si 'evil' untuk melaksanakan pemerikasaan kejiwaan, mereka membawanya pada seorang psikolog anak. 


Konon sampai saat ini aksi pengrusakan masih terus berlangsung, namun seiring bertambahnya usia si anak, dan berkat ketekunan orang tua yang membawanya ke tempat praktek psikolog anak, intensitasnya sudah banyak berkurang, dan pengrusakan yang bersifat membahayakan jiwa anggota keluarga bisa dicegah.. semoga..


Who The Hell Are You??
Mungkin pertanyaan yang tepat, apakah sebenarnya TEMAN KHAYALAN itu? malaikat kah? atau setan? hmm.. terus terang kedua anak saya, masing-masing memiliki 2 teman khayalan sekaligus, si sulung kerap menyebutkan nama-nama teman-teman nya itu sebagai Malcom dan Malhom.. ha ha ha.. waktu itu usianya baru sekitar 3-7 tahun, dari kecil anak saya memang tergolong memiliki IQ diatas rata-rata, saat TK point IQ nya 156! kebiasaannya mengurung diri di kamar ditemani sejumlah mainan-nya yang berbentuk robot, mobil, pesawat perang dan tentara plastik. Sementara si bungsu, saya kurang cermat mengamati siapa saja 'teman' bermainnya saat usia yang sama, IQ si bungsu berkisar 149 saat usia sekolah TK, lain dengan kakaknya, si bungsu lebih banyak menghabiskan waktunya bermain di luar rumah dan senang sekali mengoleksi berbagai macam boneka, dia lebih senang memilih boneka yang berbentuk manusia daripada binatang, walau kegemaran bermain di dalam kamar sendirian tanpa gangguan juga merupakan salah satu kegemarannya, dan satu kebiasaan yang lain dari si bungsu, tidurnya selalu dilengkapi dengan mengigau.. seolah dia sedang asik bermain dengan teman-temannya itu.
Yang jelas mereka memiliki 2 teman khayalan. Oh satu lagi.. hmm agak malu sih mengakuinya, tapi waktu saya seusia mereka, saya juga memiliki teman khayalan, 2 teman khayalan sekaligus, mereka Mimi dan Tintin.. ha ha ha namanya nggak secanggih nama-nama sekarang, maklum... teman-teman jadoel! 


Menurut pendapat saya.. Malcom dan Malhom, Mimi dan Tintin, atau siapapun nama teman khayalan bukanlah malaikat ataupun setan. Mereka adalah bagian dari diri manusia, kita sebut saja POTENSI. Dalam setiap tulisan saya, kata-kata 'alam' kerap saya sebut.. ya.. alam memiliki sistem yang amat canggih dalam hal 'harmonisasi'. Manusia adalah salah satu elemen pelengkap dari keseluruhan alam semesta. Maka bisa dikatakan tubuh manusia adalah gambaran mikro dari makro cosmic tersebut. Sebut saja manusia memiliki 3 potensi utama dalam dirinya, antara lain.. Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual. IQ, EQ, dan SQ.


Teman khayalan rata-rata muncul di usia pertumbuhan. Maka bisa dipastikan, kemunculannya seiring pertumbuhan 3 potensi tersebut. Adapun ketika salah satu potensi tersebut lebih dahulu tumbuh secara pesat, yang lain akan mengimbangi. Teman khayalan adalah wujud dari kecerdasan emosional dan kecerdassan intelektual, pada kasus saya dan anak-anak saya, di usia tersebut seluruh potensi berkembang secara bersamaan (normalnya semua manusia begitu), sedangkan pada kasus si anak angkat.. kemungkinan yang tumbuh terlalu pesat di usianya hanya satu potensi, entah potensi emosionalnya atau potensi intelektualnya. Dimanakah potensi Spiritual si anak tersebut? Saat salah satu potensi memperlihatkan diri dalam bentuk kekerasan yang kerap dia lakukan, kecerdasan Spiritualnya kalah, atau terkalahkan. 


Normalkah?
Memiliki teman khayalan pada usia pertumbuhan saya pikir sangat normal. Masalahnya ketika si teman khayalan itu begitu nyata bagi anak tersebut, itu menunjukkan adanya potensi lebih, kemungkinan terbesar otak si anak sedang sedemikian aktifnya, hingga dia cenderung membutuhkan sarana lebih, kadar kebutuhannya lebih dari teman-teman sebayanya. Maka bekerjalah sistem alam (dalam tubuh) merealisasi kebutuhan si anak tersebut.


Saran saya pada orang tua yang memiliki anak dengan indikasi tersebut, segera bawa anak anda untuk ditangani oleh ahlinya, entah psikolog anak, atau ada badan-badan khusus yang sekarang ini mengembangkan berbagai methode yang peruntukannya khusus untuk masa tumbuh kembang anak. Sebagian penelitian anak-anak indigo menyatakan hal yang sama. Ciri-ciri anak Indigo antara lain, potensi IQ, EQ, dan SQ berkembang pesat di usia dini. Adapun yang termutakhir.. CRISTAL GENERATION, menyatakan.. anak-anak dengan 'titipan potensi' alam semesta memiliki kecenderungan SQ yang teramat matang sejak dia lahir ke dunia, bila anak-anak indigo mampu mewujudkan teman-teman khayalan itu begitu real, sang anak bintang dari CRISTAL GENERATION malah mampu menggerakkan potensi alam hanya dengan kekuatan pikirannya.. wow! increadible!
Hmm.. untuk anda yang masih mempertahankan teman-teman khayalan di usia dewasa... ini sudah lain masalahnya.. no comment! just go get your doctor immediately! LOL..