Tuesday 15 March 2011

Surat Untuk Kekasih


Sayang...
Bukan aku ingin kau caci maki saat aku katakan bahwa aku tidak bisa..
Aku adalah diriku dengan segala yang ada dan sudah jadi seperti ini...
Kau buat aku seakan aku tidak punya nurani dan hati...itu ada dalam diri aku...
Salahkah jika aku buat segala apa yang terjadi dan yang ada dihadapan aku seperti air yang sedang mengalir...??

Salahkah jika aku berpikir bahwa aku lebih memilih untuk berdiam sembari berdoa dalam hati supaya jangan aku menambah garis dosa yang akan tercatat dalam buku kehidupan aku di atas sana ???
Salahkah aku jika dalam keterdiaman aku itu, terucap doa dan permohonan kepada Sang Pencipta untuk meminta Dia saja yang membalas rasa kesal, sakit hati, amarah ataupun dendam dalam hati ini ??

Sayang...
Jangan kau juga berubah seperti mereka yang tidak bisa mengerti tentang aku...
Aku bodoh, aku lemah, aku naif, aku pengecut, aku gampang dimanfaatkan orang...banyak kata negatif yang terlontar untuk aku..
Tapi sekali lagi aku katakan padamu, itulah diri aku...
Terserah orang lain mau anggap aku apa...terserah orang lain mau bilang aku apa...mereka punya hak untuk itu semua..
Sama seperti aku yang juga punya hak untuk melakukan cara aku dalam aku hadapi mereka...

Aku biarkan mereka dengan segala anggapan dan pemikiran mereka tentang diriku, asal jangan Tuhan, keluarga yang selalu aku cintai dan dirimu...

Sayang...
Aku tidak ingin kembalikan diri ini jauh sebelum aku mengenal dirimu..
Amarah yang berbual-bual, emosi yang tidak bisa aku cegah jika dia ingin berulah, tatapan mata yang selalu beringas saat diri ini mulai merasa terusik, ucapan yang tidak senonoh jika aku merasa tidak dihargai, hantaman lengan yang akan mudah beraksi jika seseorang hanya menepuk halus diriku bahkan hasrat untuk menghabiskan nyawa seseorang jika garis kehidupan yang sudah aku buat untuk membatasi di masuki tanpa permisi...
Sisi hidup yang selalu bercinta dengan nafsu angkara dan gairah murka...menghalalkan segala cara dan menajiskan setetes saja air mata yang ingin mengalir.
Semua itu sudah aku bakar dan abunya pun sudah kubiarkan tertiup angin, entah di bawa kemana..

Sayang...
Bisakah kau lihat ada perbedaan yang jauh, bahkan teramat jauh, dari kedua alur alinea yang sudah ku tulis sebelumnya..?? Betapa jauh aku berbeda... Bukan suatu hal yang mudah untuk bisa ku rubah keadaan diri ini...

Banyak dilema, pertengkaran batin, pertikaian logika dan pengorbanan harga diri yang harus di obral dengan harga yang teramat murah hanya untuk mengganti paham kebiadaban dengan paham kemanusiaan..

Jika kalian yang kukasihi dan kucintai berubah anggapan tentang keadaan diriku saat ini dan berpihak kepada mereka yang belum berhasil menjamah sisi hatiku yang paling dalam, luka baru akan menggores hati ini...dan mungkin akan ku bawa luka hati itu jauh ke dalam rimba keterpurukkan...tak mungkin bisa di rambah lagi untuk menjangkaunya...

Tertutup rapat dengan helai kebencian yang saling tertaut dan mengikat erat dan akan menjerat siapa pun yang akan mencoba untuk masuk jauh lebih ke dalam, walau tetap dengan jeratan yang halus tanpa harus menyakiti...


* Transformasi barbar menjadi manusia... *
Jakarta 15 Maret 2011
Joe