Monday 7 March 2011

Ode Untuk Cut Nyak


Ode ini ku persembahkan uktuk sosok seorang perempuan perkasa, karena aku mencintainya, aku kagum, hormat, dan karena aku senantiasa menyimpan namanya di tempat yang teramat istimewa di benak, nurani, dan setitik warna jiwaku.. CUT NYAK DIEN.. perempuan perkasa.. Ode ini ku persembahkan untuk jiwanya yang murni, pikirannya yang kokoh, kecerdasannya yang mengagumkan, kelembutan warna-warni auranya,  dan keimanannya yang teguh. 


Cut Nyak.. 
hampir tak kuasa menahan haru atas rindu yang dalam ini, 
ketika terbangun dari mimpi, 
tertegun.. haru ini kian membiru, 
bercucuran air mataku.. 
demi mengingat engkau lah yang hadir dalam mimpi yang menakjubkan ini. Puja-puji syukur kehadirat Allah yang Maha Agung, telah berkenan mempertemukan aku dengan kau, 
wahai jiwa suci..

Tak kuasa ku memahami tutur kata mu, 
tak kuasa ku memandang kearifan aura sejati, 
tak kuasa ku menatap paras mu nan elok, 
duhai bunga surgawi.. 
hatiku teramat keruh, 
pikiranku teramat kalut, 
nyali ciut sudah. 
Maafkan aku, dewi.. 
maafkan aku..

Aku hanya setitik debu di lautan berlian hatimu, aku hanya setitik kotoran yang mati dalam keagungan namamu, aku hanya mengagumi sosokmu, tanpa tahu apa arti perjuanganmu, aku teramat bodoh dan papa, berani-beraninya membuat goresan pujian untuk kau, dewi suci..

Tak ada kata yang sepadan untuk menggambarkan jerit dan tangis mu tak kala kau mencabik, merobek, menikam, menerjang anjing-anjing 'kafee' laknat itu.. untuk tanah air kita.. merdeka, merdekalah jiwa-jiwa yang berjuang bersamamu, para syuhada yang turut berjihad, mengusir keangkuhan, penghianat, dajjal! anjing-anjing 'kafee'..

Tak ada anugerah yang pantas meski tinta emas menggores namamu.. Darah mu, tetes keringat mu, air matamu.. tak kuasa menahan gemetar jiwaku, saat menuliskan bait-bait ini.. sungguh, nyaliku ciut, hatiku luluh lantak, tak kutemukan kata terindah untuk menghadirkan kembali harum tubuhmu disini, saat ini.. seperti yang kurasakan dalam mimpi tadi malam.


Rencong dan asma suci,
nyali membaja, 
pekik halilintar menyambar.. 
itu kau.. kau pahlawan. 
Ayat suci, disubuh hari.. 
pembasuh lelah dan letih, 
hujan dan hutan menaungi kau dari kejaran sang laknat.
Kau pahlawan, 
serambi mekah telah memanggilmu, 
tanah rencong telah memilihmu, 
Allah telah memuliakanmu, dewi..

Cut Nyak.. aku kembali menangis, 
sungguh ku ingin selalu dapat memanggil nama besarmu,
sungguh ku minta.. 
tetaplah bersemayam dalam setitik warna jiwaku.. 
tak kan henti ku mengagumi 
sorot tajam bola matamu, 
bagiku kau telah mengisyaratkan kekokohan imanmu. 
Subhanallah...

Allah akan senantiasa menyayangimu, menjagamu, dan menempatkanmu  di tempat yang terbaik, tempat para syuhada, yang berjihad atas kesucian ASMA-NYA. 

(International Women's Day, 8 maret 2011)